POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA PRASEJARAH
FOOD PRODUCING : Sudah mampu menghasilkan makanan sendiri, misalnya dengan berladang.
FOOD GATHERING : Cara hidup yang masih mengumpulkan makanan langsung dari alam .
SEDENTER : hidup yang telah menetap relatif lebih lama, membangun tempat tinggal yang lebih tahan lama dan kokoh.
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
PRASEJARAH
1.
ZAMAN
BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT SEDERHANA
CIRI-CIRI
ZAMAN INI:
Ø Kegiatan mata pencaharian mereka adalah
berburu dan mengumpulkan makanan.
Ø Hidup berkelompok dalam jumlah yang kecil
Ø Hidup berpidah-pidah tempat (nomaden), apabila
sumber makanan berkurang
Ø Alat-alat yang di gunakan masih sangat
sederhana, terbuat dari potongan batu, kayu, tulang.
2.
ZAMAN BERBURU DAN MEGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT
LANJUT
CIRI-CIRI
ZAMAN INI:
Ø Manusia pada masa ini berburu dengan
menggunakan alat berupa kapak batu, tongkat, dan tombak kayu.
Ø Tempat tinggalnya di gua-gua
Ø Hidup berpindah tempat dilakukan jika sumber
makanan berkurang
Ø Alat-alat yang digunakan masih berbentuk
kasar, terbuat dari tulang, batu, dan tanduk yang lebih tajam dan tajam.
3.
ZAMAN BERCOCOK TANAM
CIRI-CIRI
ZAMAN INI:
Ø Pola kehidupan mulai menetap di dataran rendah
secara berkelompok dan sudah memilih pemimpin.
Ø Manusia pada masa ini, sudah mengenal cara
bercocok tanam, mengolah tanah, dan memelihara hewan.
Ø Mereka mulai menguasai cara menyimpan makanan
dan mengawetkan makanan secara sederhana.
Ø Mereka mengenal system kepercayaan terhadap
roh nenek moyang dan kekuatan alam.sistem kepercayaan ini ditunjukkan melalui symbol-simbol
gambar.
Ø Alat yang digunakan terbuat dari batu, bahan
lainnya yang sudah di asah.
4.
ZAMAN PERUNDAGIAN
CIRI-CIRI
Ø Sudah terbentuk kelompok-kelompok kerja dalam
bidang pertukangan.
Ø Adanya status keanggotaan masyarakat yang
didasarkan pada tingkat kekayaan.
Ø Sudah mengenal teknik pengolahan logam,
sehingga alat-alat upacara, senjata, dan peralatan kerja yang terbuat dari
tembaga, perunggu, dan besi.
Ø Mereka sudah membuat perhiasan dari emas
Pembabakan masa prasejarah
berdasarkan geologi
Zaman
|
Kurun
Waktu
|
Ciri
Khas Kehidupan
|
ARKAIKUM
|
Berlangsung
sekitar 2500 juta tahun yang lalu
|
Kulit
bumi masih panas, keadaan bumi belum stabil dan dalam proses pembentukan,
belum ada tanda-tanda kehidupan
|
PALEOZOIKUM
|
Berlangsung
sekitar 340 jta tahun yang lalu
|
Bumi
sudah terbentuk, sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan seperti
mikro-organisme, ikan, amfibi, dan jumlahnya belum banyak
|
MESOZOIKUM
|
Berlangsung
sekitar 140 juta tahun yang lalu
|
Jenis
ikan dan reptile sudah banyak, dinosaurus diperkirakan hidup pada zaman ini
|
NEOZOIKUM
|
Berlangsung
sekitar 60 juta tahun yang lalu sampai kini
|
Terbagi
atas dua zaman, yaitu:
1.
Zaman tersier
Pada zaman ini binatang berukuran
besar sudah mulai berkurang, sedangkan monyet dan kera mulai bertambah
2.
Zaman kuarter yang terbagi atas:
Pleistosen
holosen
|
Pembagian zaman berdasarkan arkeologi
Zaman
|
peneliti
|
Hasil kebudayaan
|
Pendukung kebudayaan
|
PALEOLITHIKUM
|
M.W.Tweedie (tahun 1935)
|
a. kebudayaan pacitan
·
Chopper (kapak genggam)
·
Kapak perimbas
b.
kebudayaan ngandong
·
Alat-alat dari tulang
·
Flakes/serpih bilah
|
Pithecanthropus erectus
|
MESOLITIKUM
|
·
Dr.P.V Van stein Callenfels
·
Van hee keren
|
a.
Kebudayaan pebble
·
Kjokken meddinger (sampah dapur)
·
Pebble (kapak genggam sumatera= sumateralith)
·
Hachecourt (kapak pendek)
b.
Kebudayaan bone
·
Banyak di temukan alat-alat dari tulang
·
Abris sous roche gua tempat tinggal)
|
Trmasuk golongan ras papua melanozoid
|
NEOLITIKUM
|
Von Heine belderm
|
a.
Kebudayaan kapak persegi
b.
Kebudayaan kapak lonjong
|
|
MEGALITIKUM
|
·
Menhir ( tugu batu untuk pemujaan)
·
Dolmen (meja batu tempat persembahan
·
Sarkofagus (peti mati)
·
Waruga( kubur batu berbentuk kubus)
·
Punden berundak( bangunan yang bentuknya
bertingkat)
|
MANUSIA PURBA DI INDONESIA
A. Homo
3. Homo Sapiens
Fosil Homo
soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan,
Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun
1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan
hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Fosil Homo
wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di desa Wajak,
Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Temuan
fosil ini merupakan temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan
berasal dari Indonesia.
Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130—210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otaknya mencapai 1300 cc Manusia purba jenis ini hidup antara 40.000 —25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Apabila dibandingkan jenis sebelu mnya, Homo Wajakensis menunjukkan kemajuan.
Makanannya sudah dimasak walaupun masih sangat sederhana. Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Australia, Aborigin. Oleh karena itu, Eugene Dubois menduga bahwa Homo WajakensIs termasuk dalam ras Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan menurunkan bangsa Aborigin. Fosil Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan fosil manusia Niah di Serawak Malaysia, manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan fosil-fosil Australoid dari Cina Selatan, dan Australia Selatan.
zaman
|
Jenis manusia purba
|
Tokoh peneliti
|
Tempat penemuan
|
Keterangan
|
Holosen
pleistosen
|
Homo sapiens
|
Von Rietschoten
| ||
Homo wajakensis
|
Von Rietshoten lalu diteliti oleh Eugene Dubois
|
Daerah wajak, tulung Agunhg, 1989
|
- Dahi menonjol
- Berat 30150kg
- Tinggi 130-210cm
- Muka dan hidung lebar
| |
Homo Soloensis
|
Von koeningswald dan F. Weidenrich
|
Ngandong, lembah Bengawan Solo,1931-1934
| ||
Pleistosen tengah (lapisan trinil)
|
Pithecantropus erectus
|
Eugene Dubois
|
Trinil, lembah Bengawan Solo, 1890
|
- Ditemukan berupa geraham, tengkorak, dan tulang paha
|
Plesitosen bawah
|
Pithecanthropus robustus
|
Von Koeningswald
|
Trinil,1939
|
- Jenis pithecantropus tertua
- Volume otak berkisar 750-1300cc
|
Pithecanthropus mojokertensis
|
Von koeningswald
|
Mojokerto,1939
| ||
Megantropus paleojavanicus
|
Von koeningswald
|
Sangiran, lembah bangawan solo, 1941
|
- Fosil paling tua
|
A. Homo
1. Homo Mojokertensis
Kaum Homo Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto)
Fosilnya ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941.Fosil kaum homo yang ini ditemukan Von Koenigswald..
2. Homo Robustus
arti dari
Robustus itu sendiri adalah manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya
ditemukan tahun 1936 di Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo.Fosil kaum
homo yang ini ditemukan Von Koenigswald..
Jenis kaum
homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia
sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih
memiliki Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup
mengembara(nomaden). Jenis Kaum Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia
ada 2 yaitu:
- homo Soloensis
- homo sapiens wajakensis
- Homo soloensis
Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
- Homo Wajakensis
Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130—210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otaknya mencapai 1300 cc Manusia purba jenis ini hidup antara 40.000 —25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Apabila dibandingkan jenis sebelu mnya, Homo Wajakensis menunjukkan kemajuan.
Makanannya sudah dimasak walaupun masih sangat sederhana. Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Australia, Aborigin. Oleh karena itu, Eugene Dubois menduga bahwa Homo WajakensIs termasuk dalam ras Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan menurunkan bangsa Aborigin. Fosil Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan fosil manusia Niah di Serawak Malaysia, manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan fosil-fosil Australoid dari Cina Selatan, dan Australia Selatan.
Manusia Purba di Indonesia
1. Meganthropus Paleojavanicus
Fosil
Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran,
lembah Bengawan Solo pada tahun 1936-941. Fosil ini berasal dari lapisan
Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang
yang besar dan kuat. Mereka hidup dengan cara mengumpulkan makanan (food
gathering) makanan mereka utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya
merupakan Pithecanthropus dengan badan yang besar.
2. Pithecanthropus
Fosil
Pithecanthropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen
lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala,
tetapi makanannya belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a) Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil
Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa
Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada lapisan
Pleistosen Bawah. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar
5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta
tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap, mukanya
menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
b) Pithecanthropus Robustus
Fosil jenis
ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di
Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen
Bawah. Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan
Pithecanthropus Mojokertensis.
c) Pithecanthropus Erectüs
Fosil jenis
ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada
tahun 1890 berasal dari lapisan Plestosen Tengah. Mereka hidup sekitar
satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus
Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang
kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak manusia
modern lebih dari 1000 cc, se
1. Meganthropus Paleojavanicus
tetapi makanannya belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: